I. Pendahuluan
1.1.
Latar Belakang
Dalam dunia
pendidikan memerlukan sebuah inovasi dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Sebuah inovasi tentunya memerlukan
proses difusi dalam memasarkan atau memromosikan sebuah inovasi itu sendiri. Difusi adalah proses komunikasi inovasi antar warga masyarakat
(anggota sistem sosial), dengan menggunakan saluran tertentu dan dalam waktu
tertentu. komunikasi dalam hal ini diartikan sebagai bahwa adanya bertukar
informasi antara beberapa individu
masyarakat. Dengan adanya komunikasi maka akan adanya persamaan pendapat antar
warga masyarakat tentang sebuah inovasi.
Dalam
Difusi terdapat empat elemen pokok difusi inovasi yaitu inovasi, komunikasi
dengan saluran tertentu, waktu dan warga masyarakat (anggota sistem sosial).
Sistem sosial dapat mempengaruhi sebuah inovasi dapat diterima ataupun tidak. Sehingga penting sekali untuk mengenal sistem
sosial secara rinci karena salah satu sebuah inovasi dapat sukses jika sebuah
inovasi itu didifusikan sesuai dengan sistem sosial yang ada.
Sistem sosial adalah
individu yang saling berhubungan atau bekerja sama dalam memecahkan masalah. Ada
beberapa sistem sosial dan difusi inovasi pendidikan dalam masyarakat. Serta
ada empat hal dalam sistem sosial yang mempengaruhi difusi inovasi yaitu
struktur sosial. norma, pendapat
pemimpin dan agen perubahan.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan Banyaknya
informasi yang harus diketahui dalam elemen difusi yang keempat yaitu sistem
sosial maka pada makalah ini kami akan membahas tentang
1. Apa
itu Sistem sosial?
2. Siapa
saja anggota Sistem sosial?
3. Apa
yang mempengaruhi Difusi inovasi dalam Sistem Sosial
1.3. Tujuan
Makalah ini di buat dengan harapan
dapat memberikan informasi Tentang sistem sosial dan difusi inovasi dalam
pendidikan secara rinci.
II. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Sistem Sosial
Konsep sistem
sosial terdiri dari dua suku kata sistem dan sosial. Secara Etimologis, bahwa
kata Sistem merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa Yunani yaitu systema. Menurut (Damsar, 2011) : Sistem
merupakan suatu kelompok elemen-elemen
yang saling berhubungan secara independen ( Saling ketergantungan) dan konstan.
Sedangkan Kata
Sosial, salah satunya dapat berakar dari kata latin , yaitu socious yang berarti
bersama-sama, bersatu, terikat , sekutu berteman. Atau kata Socio yang
bermakna menyekutukan, menjadi teman, mengikat atau mempertemukan. Secara
Etimologis kata sosial dimengerti sebagai
sesuatu yang dihubungkan atau
dikaitkan dengan teman, pertemanan dan masyarakat.
Kedua kata
diatas ada hubungan yang erat antara Sistem dan sosial. menurut Robert M.Z. Lawang di dalam (Damsar, 2011) sistem sosial adalah
sejumlah kegiatan atau sejumlah orang yang berhubungan timbal balik kurang lebih bersifat konstan. Sedangkan Menurut (Roger, 1995) sistem sosial adalah adalah
hubungan (interaksi) antara individu atau unit dengan bekerja sama untuk memecahkan
masalah guna mencapai tujuan tertentu. demikian juga pada (Ibrahim,1988) Menyatakan bahwa
Sistem Sosial merupakan ikatan bagi anggotanya dalam melakukan kegiatan artinya
antar anggota tentu saling pengertian dan hubungan timbal balik.
Berdasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Sistem Sosial adalah Sekelompok manusia
memiliki tujuan yang sama sehingga mereka saling bekerja sama dalam memecahkan sebuah masalah
2.1.
Anggota dari Sistem Sosial
Anggota sistem
sosial yaitu individu, kelompok-kelompok informal, organisasi dan sub sistem
yang lain. Contoh dari sistem sosial itu sendiri yaitu Petani di pedesaan,
pegawai , dokter dan sebagainya. Semua anggota sistem sosial bekerja sama untuk
memecahkan masalah guna mencapai tujuan bersama. Dengan demikian maka sistem
sosial merupakan ikatan bagi anggotanya dalam melakukan kegiatan artinya ada
hubungan timbal balik.
2.1.1 Masyarakat sebagai Sistem Sosial
Menurut Paul B. Horton dalam
Candra Artikel (2012) akses di Http://candrawesly.blogspot.com/2012/06/unsur-unsur
-sistem- sosial- dan .html
Masyarakat adalah sekumpulan manusia
yang secara relatif mandiri, yang hidup bersama-sama cukup lama, yang mendiami
suatu wilayah tertentu, memiliki kebudayaan yang sama dan melakukan sebagian
besar kegiatan dalam kelompok itu. Pada bagian lain Horton mengemukakan bahwa
masyarakat adalah suatu organisasi manusia yang saling berhubungan satu dengan
yang lainnya.
Sebagai suatu sistem,
individu-individu yang terdapat di dalam masyarakat saling berhubungan atau
berinteraksi satu sama lain, misalnya dengan melakukan kerja sama guna memenuhi
kebutuhan hidup masing-masing.
2.1.2 Penerima Inovasi (Anggota Sistem Sosial)
Orang-orang yang berada dalam sistem
sosial itu walaupun merupakan suatu kesatuan namun mereka itu berbeda
dalam tanggapan dan penerimaannya terhadap ide baru. Ada anggota sistem yang
cepat mengetahui adanya inovasi dan lebih awal menerimanya dan ada pula yang
begitu terlambat.
Rogers (1995) mengelompokkan
pengadopsi inovasi sebagai berikut:
1. Perintis
(innovator), yang mencakup sekitar 2.5 persen dari suatu populasi,
2. Pelopor (earlyadopter)
sekitar 13.5 persen,
3. Penganut
dini (early majority) sekitar 34 persen,
4. Penganut
lambat (late majority) sekitar 34 persen, dan
5. Kaum kolot
(laggard) sekitar 16 persen.
2.2 Hal-hal yang mempengaruhi
difusi dalam Sistem sosial
Difusi inovasi
terjadi dalam suatu sistem sosial. Dalam suatu sistem sosial terdapat struktur
sosial, individu atau kelompok individu, dan norma-norma tertentu. Berkaitan
dengan hal ini, Rogers (1995) menyebutkan adanya empat faktor yang mempengaruhi
proses keputusan inovasi. Ke empat faktor tersebut adalah: 1) struktur sosial
(social structure); 2) norma sistem (system norms); 3) pemimpin opini (opinion
leaders); dan 4) agen perubah (change agent).
2.2.1. Struktur Sosial
Struktur dalam hal ini diartikan sebagai pedoman peraturan unit dalam suatu sistem. Dengan adanya struktur ini maka dapat menimbulkan ketertiban dan kestabilan tingkah laku dalam sistem sosial (Ibrahim 1988: 67).
Struktur dalam hal ini diartikan sebagai pedoman peraturan unit dalam suatu sistem. Dengan adanya struktur ini maka dapat menimbulkan ketertiban dan kestabilan tingkah laku dalam sistem sosial (Ibrahim 1988: 67).
Struktur sosial adalah susunan suatu
unit sistem yang memiliki pola tertentu. Struktur ini memberikan suatu
keteraturan dan stabilitas prilaku setiap individu (unit) dalam suatu sistem
sosial tertentu.
Struktur
sosial juga menunjukan hubungan antar anggota dari sistem sosial. Hal ini dapat
dicontohkan seperti terlihat pada struktur oranisasi suatu perusahaan atau
struktur sosial masyarakat suku tertentu. Struktur sosial dapat memfasilitasi
atau menghambat difusi inovasi dalam suatu sistem karena struktur sosial sangat
berpengaruh dalam proses komunikasi. Katz (1961) dalam Rogers seperti dikutip oleh
Rogers (1995:25) menyatakan bahwa sangatlah bodoh mendifusikan suatu inovasi
tanpa mengetahui struktur sosial dari adopter potensialnya, sama halnya dengan
meneliti sirkulasi darah tanpa mempunyai pengetahuan yang cukup tentang struktur
pembuluh nadi dan arteri.
Penelitian
yang dilakukan oleh Rogers di Korea terhadap program Keluarga berencana
memiliki karakteristik yang sama. Sepeti buta huruf, memiliki anak 2 dan
berumur 29 tahun. Serta suami mereka sama-sama tamat SMTA. Tetapi tinggal di
desa yang berbeda yang Desa A kecepatann menerima informasinya lebih tinggi
dengan desa B. Diberkan informasi dengan fasilitas dan data yang sama.
Berdasarkan
data tersebut akan adanya sebuah struktur sosial dan proses komunikasi yang
akan mempengaruhi seseorang dalam menerima sebuah inovasi. Ketika Desa A warga
masyarakat sudah bisa menerima inovasi maka mereka akan memberikan dorongan
untuk wanita di desa A menerima Inovasi tersebut. Sedangkan di desa B belum
akan terjadi sebuah Dorongan dari warga masyarakat Berdasarkan
Cerita diatas dapat disimpulkan bahwa perbedan Struktur Sosial maka akan
mempengaruhi seseorang dalam menerima sebuah Inovasi.
2.2.2. Norma sistem sosial dan difusi
Norma
adalah suatu pola prilaku yang dapat diterima oleh semua anggota sistem sosial
yang berfungsi sebagai panduan atau standar bagi semua anggota sistem social.
Sistem norma juga dapat menjadi faktor penghambat untuk menerima suatu ide
baru. Norma adalah aturan yang berlaku di
kehidupan bermasyarakat. Aturan yang bertujuan untuk mencapai kehidupan
masyarakat yang aman, tertib dan sentosa.(Arkan:2011) akses di http://organisasi.org/pengertian-macam-jenis-norma-agama-kesusilaan-kesopanan-kebiasaan-hukum)
Norma
yang berlaku pada suatu sistem sosial berpengaruh terhadap kecepatan penerimaan
inovasi. Norma yang berlaku dalam sistem sosial merupakan pedoman tingkah laku
anggota sistem sosial yang ditaati. Norma memberikan petunjuk tentang standart
perbuatan para anggota sistem sosial. (Ibrahim 1988:68).
Apabila sebuah inovasi bertentangan
dengan Norma maka akan mempengaruhi sebuah inovasi itu cepat diterima atau tidak.
Hal ini sangat berhubungan dengan derajat kesesuaian (compatibility) inovasi
dengan nilai atau kepercayaan masyarakat dalam suatu sistem sosial. Jadi,
derajat ketidak sesuaian suatu inovasi dengan kepercayaan atau nilai-nilai yang
dianut oleh individu (sekelompok masyarakat) dalam suatu sistem social
berpengaruh terhadap penerimaan suatu inovasi tersebut.
Menurut. (Priyanto,
Djaenudin, Priyanto, Choisin, & A.R, 2008) Norma terdiri
dari beberapa jenis, antara lain yaitu : Norma Agama, Norma Kesusilaan, Norma Kesopanan, Norma Kebiasaan (Habit), dan Norma Hukum.
Penjelasan dan Pengertian Masing-Masing Jenis/Macam Norma Yang Berlaku
Dalam Masyarakat yaitu :
1. Norma Agama
Norma Agama adalah suatu norma yang berdasarkan ajaran
aqidah suatu agama. Norma ini bersifat mutlak yang mengharuskan ketaatan para
penganutnya. Sebuah Inovasi apabila
bertentangan dengan agama maka akan sulit diterima oleh Sistem sosial seperti
contoh adanya Inovasi keluarga berencana yang dicanangkan oleh pemerintah. Hal
ini sulit diterima oleh masyarakat pertama kali dikeluarkan karena bertentangan
dengan norma Agama.
2. Norma Kesusilaan
Norma Kesusilaan adalah norma yang didasarkan pada hati
nurani atau ahlak manusia. Melakukan pelecehan seksual adalah salah satu dari
pelanggaran dari norma kesusilan. Inovasi
yang mungkin sulit diterima dalam
Norma kesusilaan ini misalnya dalam proses belajar di sekolah anak
diberikan penjelasan mengenai “ Sex edukasi” hal ini sulit diterima oleh orang
tua atau masyarakat karena faktor-faktor bahwa Pelajaran itu tidak penting.
Selain itu misalnya ada sebuah inovasi mengenai Mode pakaian yang dibuat oleh
pendesain namun pakaian itu kurang sesuai dengan norma kesusilaan seperti tidak
sesuai dengan kebudayaan timur.
3. Norma Kesopanan
Norma Kesopanan Adalah norma
yang berpangkal dari aturan tingkah laku
yang berlaku di masyrakat.
Cara berpakaian dan bersikap adalah beberapa contoh
dari norma kesopanan.
4.
Norma Kebiasaan (Habit)
Norma ini
merupakan hasil dari perbuatan yang dilakukan secara berulang-ulang dalam
bentuk yang sama sehingga menjadi kebiasaan. Orang-orang yang tidak melakukan
norma ini dianggap aneh oleh anggota masyarakat yang lain. Kegiatan melakukan
acara selamatan, kelahiran bayi dan mudik atau pulang kampung adalah contoh
dari norma ini.
5. Norma Hukum
Norma Hukum adalah himpunan petunjuk hidup atau perintah
dan larangan yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat (negara). Sangsi
norma hukum bersifat mengikat dan memaksa. Melanggar rambu-rambu lalu lintas
adalah salah satu contoh dari norma hukum. Berdasarkan pengetahuan mengenai norma
yang ada di dalam masyarakat maka ada baiknya kita sebagai pembuat Inovasi
hendaklah memikirkan apakah inovasi kita tidak bertentangan dengan norma-norma
yang ada sehingga Inovasi bisa diterima lebih cepat.
2.2.3 Agen Pembaharu
Dalam Masyarakat terdapat Agen pembaharu yang bisa
mempengarhui sebuah difusi. Agen pembaharu adalah pekerja profesional yang
berusaha mempengaruhi klien atau sasaran inovasi untuk mengambil keputusan mengikuti inovasi
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai oleh Lembaga Pembaruan dimana dia
bekerja (Ibrahim 1988:70).
Mereka yang termasuk agen pembaharu adalah guru,
penyuluh lapangan, pekerja sosial, juru dakwah, missionaris. Dalam
pengertian yang lebih luas: penjaja dagangan, kader partai di desa, juru
penerang, konsultan atau siapa saja yang berusaha menawarkan gagasan-gagasan
baru, barang-barang baru atau tindakan-tindakan baru (inovasi) kepada anggota
masyarakat dan berusaha agar orang-orang itu mengadopsi inovasi yang ditawarkan
bisa disebut agen pembaru.
Fungsi utama agen
pembaru adalah: menjadi mata rantai penghubung antara dua sistem sosial
atau lebih. Sebagai contoh, penyuluh pertanian lapangan adalah mata rantai yang
menghubungkan Dinas Pertanian dengan para petani. Agen pembaru tidak selalu
orang pemerintah, bisa juga orang swasta atau tenaga sukarela. Hal itu
tercermin dalam peranan utama seorang agen perubahan Havelock, (1973) dalam
Artikel Badri: 2008 akses di http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/12/sistem-sosial-dalam-komunikasi-inovasi/
yaitu:
1.
Sebagai katalisator, menggerakkan masyarakat untuk mau
melakukan perubahan.
2.
Sebagai pemberi pemecahan persoalan.
3.
Sebagai pembantu proses perubahan : membantu dalam
proses pemecahan masalah dan penyebaran inovasi
4.
Sebagai penghubung (linker) dengan sumber-sumber yang
diperlukan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan agen
pembaru:
1.
Gencarnya usaha promosi
2.
Lebih berorientasi pada klien
3.
Kerjasama dengan opinion leader/ tokoh masyarakat
4.
Kredibilitas agen pembaru di mata klien
2.2.4.
Opinion Leader
Dalam melakukan
difusi Inovasi kadang kala terdapat hambatan-hambatan yang menyebabkan sebuah
inovasi itu sulit diterima dikarenakan pengaruh struktur sosial atau bertentangan
dengan Norma. Sehingga dibutuhkan seseorang yang memiliki kepercayaan besar
oleh masyarakat. Orang tersebut sering disebut dengan pemuka pendapat atau Opinion leader.
Opinion leader atau Pemuka pendapat adalah orang yang mampu mempengaruhi orang lain agar mngubah sikap atau tingkah
lakunya secara minimal ke arah sebuah perubahan yang dikehendaki.
(Ibrahim:1988:69) Opinion leader atau
pemuka pendapat mempunyai keunggulan dari masyarakat kebanyakan. Maka
sepantasnya jika mempunyai karakteristik yang membedakan dirinya dengan yang
lain.
Menurut Nurudin, (2005:160) Karakteristik Pemuka
pendapat dibandingkan dengan orang lain yaitu :
1. Memiliki Pendidikan formal yang ditinggi dibandingkan dengan anggota
masyarakat lain;
2. Memiliki Status sosial yang lebih Tinggi
3. Lebih inovatif dalam menerima dan mengadopsi ide baru;
4. Lebih tinggi dalam pengenalan medianya;
5. Kemampuan empatinya lebih besar;
6. Partisipasi sosialnya lebih besar;
7. Lebih kosmopolit (mempunyai wawasan dan pengetahuan yang luas)
Rogers (1995)
menjelaskan karakteristik pemuka pendapat yang membedakan dari masyarakat
lainnya, yaitu:
1.
Pemuka pendapat mempunyai ekspose
lebih besar ke mass media dibandingkan para pengikutnya;
2.
Pemuka pendapat lebih kosmopolit
daripada pengikutnya;
3.
Pemuka pendapat mempunyai hubungan
lebih luas dengan agen perubahan dibandingkan pengikutnya;
4.
Pemuka pendapat memiliki
partisipasi sosial lebih besar dibanding pengikutnya;
5.
Pemuka pendapat memiliki status
sosial ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan pengikutnya;
6. Pemuka pendapat lebih inovatif dibandingkan pengikutnya;
7.
Ketika suatu sistem norma sosial
menyukai perubahan, para pemuka pendapat menjadi lebih inovatif, tetapi ketika
norma-norma tidak menyukai perubahan, maka para pemimpin pendapat tidak terlalu
inovatif.
Besarnya pengaruh seorang pemuka pendapat memiliki peran keduanya bisa menghambat
dan mempermudah sebuah proses difusi. Sehingga Pemuka pendapat sangat berperan dalam
menjadi pusat komunikasi interpersonal dalam jaringan komunikasi sistem sosial.
III. PENUTUP
Sistem
sosial sangatlah berpengaruh terhadap proses difusi inovasi pendidikan.
Sebagaimana telah di tuliskan bahwa sistem sosial adalah Sistem
Sosial adalah Sekelompok manusia memiliki tujuan yang sama sehingga mereka
saling bekerja sama dalam memecahkan
sebuah masalah.
Anggota sistem sosial dapat berupa Individu, Kelompok-kelompok ,
organisasi atau subsistem lainnya. Salah satu contoh adalah Masyarakat adalah
anggota dari sistem Sosial atau bisa juga digolongkan ke dalam kelompok
pengadopsi Inovasi.
Ada 4 hal dalam sistem sosial yang mempengaruhi difusi yaitu Struktur
sosial, Norma, Agen Pembaharu dan Pemuka pendapat. Masing-masing memiliki
peranan yang penting dalam menentukan proses difusi inovasi pendidikan.
Setelah mengenal lebih luas tentang sistem sosial diharapkan dalam membuat
sebuah inovasi dapat diterima oleh masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Arkan.( 2011). Pengertian Norma. Akses tanggal 20 April
2013 di http://organisasi.org/pengertian-macam-jenis-norma-agama-kesusilaan-kesopanan-kebiasaan-hukum).
Badri,(2008). Sistem sosial dalam Komunikasi Inovasi. Akses tanggal 20 April 2013
di http://ruangdosen.wordpress.com/2008/09/12/sistem-sosial-dalam-komunikasi-inovasi/
Candra.(2008).
Unsur-unsur sistem sosial. Akses
Tanggal 20 April 2013 di Http://candrawesly.blogspot.com/2012/06/unsur-unsur
-sistem- sosial- dan .html
Damsar. (2011). Pengantar Sosiologi pendidikan.
Jakarta: PT. Kencana.
Nurudin.
2005. Sistem Komunikasi Indonesia. Rajawali Pers. Jakarta.
Priyanto, A. S., Djaenudin,
Priyanto, H. A., Choisin, & A.R, M. (2008). Pendidikan Kewarganegaraan.
Jakarta: BSE Departemen pendidikan Nasional.
Rogers, E. M. 1995, Diffusion of Innovations:
Fourth Edition. Free Press. New York.